Perkembangan teknologi begitu pesat di jaman sekarang ini, khususnya dalam teknologi informasi dan  komunikasi. Perkembangan teknologi ini secara langsung berdampak terhadap tatanan dan perilaku dari manusia, baik sebagai sarana informasi maupun sebagai sarana sosialisasi dan interaksi antar manusia.

Hasil gambar untuk pengaruh sosial media pada perilaku masyarakat            Salah satu bentuk teknologi untuk saling bisa berinteraksi antar manusia secara personal adalah melalui Media Sosial antara lain facebook, twitter, instagram, path, line, ask.fm, vine, kakaotalk, youtube, gmail, yahoo, e-mail, dan jenis-jenis aplikasi yang lainnya. Sarana informasi untuk berinteraksi tersebut saat ini cukup banyak diminati dan digunakan oleh masyarakat dunia khususnya di Indonesia. Sarana teknologi informasi ini bisa digunakan dan dapat di akses oleh seluruh masyarakat dengan tidak membeda-bedakan kelas, ras, agama, dan antar golongan.
             Penggunaan teknologi informasi ini khususnya yang disebut dengan Media Sosial bisa menjadi nilai yang positif jika para penggunanya menggunakan sarana tersebut untuk hal-hal yang bersifat positif misalnya untuk menambah ilmu pengetahuan, untuk sarana komunikasi dan promosi, untuk sarana mengeksploitasi kemampuan diri, dan juga sebagai sarana untuk membangun silaturahmi antar sesama pengguna. Tetapi jika penggunaan Media Sosial ini digunakan untuk hal yang negative dan tidak produktif akan berdampak kurang baik terhadap tatanan kepribadian pengguna maupun kepada tatanan budaya dasar masyarakat dan lingkungan .
           Untuk itu, sebaiknya masyarakat pengguna Media Sosial harus berhati-hati dalam menggunakan teknologi informasi yang cukup berkembang dewasa ini, sehingga dampak negative harus dapat kita hindari dan dampak positif yang harus diberdayakan. Mau tidak mau atau suka tidak suka, teknologi informasi Media Sosial ini sudah hadir dan ada di tengah-tengah masyarakat pengguna, hanya saja bagaimana kita bisa menyiasati dan memanfaatkan untuk kebaikan pengguna dalam memaanfaatkan teknologi informasi Media Sosial ini .
           Dengan demikian keberadaan teknologi informasi Media Sosial ini secara langsung maupun tidak langsung sudah bisa merubah tatanan perilaku budaya, baik perilaku budaya pribadi maupun perilaku budaya masyarakat sekitar. Tetapi yang kita harapkan jangan sampai pengaruh teknologi informasi Media Sosial ini berpengaruh secara fundamental terhadap perilaku budaya masyarakat yang mana Indonesia dikenal dengan budaya adat ketimuran yang menjunjung nilai-nilai sopan santun dan saling menghormati serta perpedoman pada kaidah-kaidah keagamaan. 
II. PEMBAHASAN
2.1 JENIS-JENIS MEDIA SOSIAL

          Media sosial teknologi mengambil berbagai bentuk termasuk majalah, forum internet, weblog, blog sosial, micro blogging, wiki, podcast, foto atau gambar, video, peringkat dan book mark sosial. Dengan menerapkan satu set teori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan) dan proses sosial (self-presentasi, self-disclosure) Kaplan dan Haenlein menciptakan skema klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial dalam artikel Horizons Bisnis mereka diterbitkandalam 2010. Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media social.

·        Proyek Kolaborasi
Website mengijinkan usernya untuk dapat mengubah, menambah, ataupun me-remove konten
konten yang ada diwebsite ini, contohnya wikipedia.

·        Blog dan microblog
User lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat ataupun mengkritik kebijakan pemerintah, contohnya twitter .

·        Konten
para user dari pengguna website ini saling meng-share konten konten media, baik seperti video, ebook, gambar, dan lain-lain, contohnya youtube.

·        Situs jejaring sosial
 Aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain, informasi pribadi itu bisa seperti foto-foto, Contoh facebook.

·        Virtual game world
Dunia virtual, dimana mengreplikasikan lingkungan 3D, dimana user bisa muncul dalam bentuk avatar-avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan orang lain selayaknya di dunia nyata, contohnya game online
·        Virtual social world
Dunia virtual yang dimana penggunanya merasa hidup di dunia virtual, sama seperti virtual game world, berinteraksi dengan yang lain. Namun, Virtual Social World lebih bebas, dan lebih ke arah kehidupan, contohnya second life.
Media sosial mempunyai ciri - ciri sebagai berikut : 
o   Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet
o   Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper 
o   Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya, penerima pesan yang menentukan waktu interaksi
2.2 PERKEMBANGAN MEDIA SOSIAL

         Dari ranah teknologi, saat ini kita sudah dapat melihat beberapa perkembangan teknologi sosial media yang sudah maju pesat. Bahkan mungkin perkembangan teknologi yang ada sudah jauh melampaui apa yang bisa dibayangkan beberapa masa yang lalu. Dan berikut ini 3 perkembangan teknologi media sosial yang layak untuk anda ketahui.

1. SoLoMo (Social, Location, and Mobile)

SoLoMo atau yang merupakan singkatan dari Social, Location, and Mobile merupakan konsep teknologi sosial yang mendasari perkembangan awal munculnya dunia sosial media. Dulu, orang mulai terfikir untuk menciptakan sosial media dengan tujuan sebagai wadah dimana orang bisa bersosialisasi dengan orang atau kerabat yang mereka kenal dengan mudah meskipun terpisah jarak dan waktu.
Konsep bersosial dalam batasan tempat tersebut nyatanya kian berkembang. Pengguna sosial media mengharapkan lebih dari bersosial jarak jauh. Disini dituntut adanya sebuah kemudahan dalam mengakses media sosialisasi digital tersebut. Dan konsep mobile atau dapat dibawa kapan dan dimana saja mulai dikembangkan dan menjadi konsep utama dari teknologi sosial media.
Perkembangan yang paling nampak adalah dengan adanya sosial media berbasis location tagging seperti Foursquare. Dengan menggunakan teknologi GPS, kini fitur yang menawarkan kemudahan mobile tersebut nyatanya menjadi kebutuhan baru masyarakat digital dewasa ini.

2. Gamifikasi

Perkembangan teknologi yang diterapkan dalam sosial media berikutnya adalah Gamifikasi. Gamifikasi adalah penerapan fasilitas  game lewat sosial media atau sebaliknya penerapan fitur sosial media pada sebuah game. Dulu tidak banyak yang mengira bahwa penggabungan dalam sistem teknologi gamifikasi akan semaju saat ini, namun kenyataannya kemajuannya sudah sangat besar saat ini. Bahkan telah menjadi sebuah industri baru yang sangat potensial.
Pada dasarnya dengan adanya perkembangan teknologi gamifikasi dalam sosial media terdapat sebuah kelebihan dimana kebutuhan hiburan telah bertemu dengan kemudahan bersosialisasi. Bahkan lebih lanjut bersosial juga telah menjadi fitur yang makin membuat sebuah game terasa nyata saat dimainkan.

3. Augmented Reality

Augmented Reality atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal juga dengan istilah realitas tambahan merupakan sebuah teknologi penerapan dari obyek 2 dimensi tehadap obyek 3 dimensi yang ditujukan untuk menambahkan efek real atau nyata. Dengan implementasi teknologi ini, seseorang bisa menikmati sebuah teknologi 2 dimensi hanya yang terkesan seperti 3 dimensi.
Penerapannya dalam dunia sosial media bisa dilihat dari dimasukkannya fitur sosial media pada perangkat Google Glass. Google Glass menawarkan sebuah semua informasi yang anda butuhkan hanya dari kacamata yang anda pakai. Dan kini dengan penanamann fitur sosial media didalamnya sudah tidak bisa dibayangkan lagi apa saja yang bisa kita lakukan dengan teknologi tersebut. Kapanpun, dimanapun dan dalam keadaan apapun anda tetap bisa menjalankan aktifitas sosial media dengan sangat mudah lewat sudut mata anda.
Perkembangan teknologi dalam sosial media nampaknya masih akan terus menghadirkan kejutan bagi kita. Namun yang perlu disadari adalah dengan makin merasuknya kemudahan yang dibawa oleh teknologi ke dalam kehidupan kita, menuntut kita untuk makin bijak juga dalam menggunakannya. Karena pada dasarnya teknologi ada untuk memaksimalkan hidup bukan untuk melemahkan diri dan pribadi kita.
           Di Indonesia sendiri Sosial media mengalami perkembangan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun, Jika pada tahun 2002 Friendster merajai sosial media karena hanya Friendster yang mendominasi sosial media di era tersebut, kini telah banyak bermunculan sosial media dengan keunikan dan karakteristik masing-masing.
Pada tahun 2002 Friendster menjadi sosial media yang sangat booming dan kehadirannya sempat menjadi fenomenal. Setelah itu pada tahun 2003 sampai saat ini bermunculan berbagai sosial media dengan berbagai karakter dan kelebihan masing-masing, seperti LinkedIn, MySpace, Facebook, Twitter, Wiser, Google+ dan lain sebagainya.


2.3 MEDIA SOSIAL DIKALANGAN PERILAKU MASYARAKAT
          
Perkembangan media sosial cukup pesat sekali terbukti dengan banyaknya ragam dan jenis media sosial di kalangan pengguna, dan penggunaannya pun bisa dengan menggunakan jasa komputer, handphone, laptop, dll. Alat-alat komunikasi tersebut bisa digunakan oleh pengguna dimana saja dan kapan saja tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, sehingga memudahkan pengguna berinteraksi di media sosial. Terlepas dari itu semua yang harus diingat adalah dampak positif dan negatifnya dalam penggunaan media sosial tersebut terutama dampaknya terhadap perilaku masyarakat. Berikut analisa dampak positif dan negatif dari penggunaan sarana media sosial :

2.3.1 Dampak Positif Media Sosial

·        Memperluas jaringan pertemanan. Berkat situs media sosial ini anak menjadi lebih mudah   berteman dengan orang lain di seluruh dunia. Meskipun sebagian besar diantaranya tidak pernah mereka temui secara langsung.
·        Anak dan remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena mereka berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain.
·        Situs jejaring sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat,  perhatian  dan  empati.  Misalnya  memberikan  perhatian  saat  ada teman mereka berulang tahun, mengomentari foto, video dan status teman mereka, menjaga hubungan persahabatan meski tidak dapat bertemu secara fisik.
·        Menjalin silaturahmi terhadap teman-teman lama yang terputus komunikasi sebagai akibat dari perbedaan jarak dan waktu, sehingga silaturahmi yang terputus bisa terjalin kembali dengan baik.
·        Menambah ilmu pengetahuan dan teknologi, karena dengan penggunakan teknologi dengan jejaring sosial, secara langsung kita dapat menguasai penggunaan teknologi tersebut dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan membaca dan membuka link-link yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.
·        Media Sosial bisa digunakan untuk usaha atau kegiatan-kegiatan yang menghasilkan pendapatan bagi pengguna, misalnya menawarkan produk atau jasa yang kita jual melalui sosial media.
2.3.2 Dampak Negatif Media Sosial

·        Anak dan remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata, tingkat pemahaman bahasapun menjadi terganggu, jika anak terlalu banyak berkomunikasi di dunia maya.
·        Situs jejaring sosial akan membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri sendiri, mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di sekitarmereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan menjadi kurang berempati di dunia nyata.
·        Bagi anak dan remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di situs jejaring sosial. Hal ini membuat mereka semakin sulit untuk membedakan antara berkomunikasi di situs jejaring sosial dan di dunia nyata.
·        Situs jejaring social adalah lahan yang subur bagi predator untuk melakukan kejahatan, kita tidak akan pernah tahu apakah seseorang yang baru kita kenal anak kita di internet menggunakan jati diri yang sesungguhnya atau tidak.
·        Banyaknya situs-situs porno yang bisa dengan mudah diakses oleh pengguna, hal ini bisa mempengaruhi terhadap perilaku pengguna atau masyarakat. Pemerintah dalam hal ini Menteri komunikasi dan Iformasi (Meninfokom) harus berbuat tegas dan massif untuk memblokir semua situs-situs porno yang beredar diinternet atau media sosial.
          Bagi masyarakat modern yang kini sudah sangat akrab dengan internet, jejaring sosial, tentu bukan hal yang asing lagi. Ada banyak jenis jejaring sosial yang digunakan masyarakat, terutama anak muda untuk menjalin pertemanan atau fungsi lainnya.
Meski awalnya jejaring sosial tidak dimaksudkan untuk digunakan sangat sering, namun faktanya saat ini jejaring sosial hampir menguasai hidup penggunanya, terutama anak muda.

2.3.3 Tujuh Fakta Menarik Tentang Depresi Akibat Sosial Media
Media Sosial tak hanya memberikan manfaat melainkan juga bisa memberikan dampak buruk untuk penggunanya, salah satunya adalah depresi. Berikut adalah 7 (Tujuh) Fakta Menarik Tentang Depresi Akibat Sosial Media seperti dilansir oleh Mag for Women.

1. Jejaring Sosial Memicu Emosi Berlebihan
Menggunakan jejaring sosial bisa memicu banyak emosi pada penggunanya. Meski jejaring sosial hanya sebatas aktivitas maya, namun dampaknya tentu sangat nyata terhadap emosi penggunanya. Jika emosi yang terus didapatkan oleh pengguna adalah emosi negatif, maka ke depannya akan memicu depresi.
Tak jarang juga jejaring sosial menyebabkan pertengkaran antar pasangan atau teman baik. Dampak jejaring sosial yang begitu besar terhadap pengguna yang sudah terlanjur kecanduan bisa sangat serius hingga mempengaruhi emosi mereka dan bisa menyebabkan depresi.


2. Depresi Akibat Rasa Iri 
Depresi yang disebabkan oleh jejaring sosial biasanya timbul akibat rasa iri terhadap teman-teman. Rasa iri tersebut karena jejaring sosial bisa membuat seseorang membandingkan diri mereka dengan orang lain dengan sangat mudah.
Tanpa sadar seseorang menganggap apa yang ditampakkan oleh jejaring sosial merupakan gambaran dari kehidupan mereka secara keseluruhan.Hal ini sangat salah, karena tentunya setiap orang  di jejaring  sosial akan berbagi  momen terbaik  mereka di kehidupan nyata, begitu
juga seperti yang anda lakukan.
Karena itu, ada banyak hal dalam kehidupan mereka yang tersembunyi. Sayangnya citra tersebut bisa membuat seseorang membanding-bandingkan kehidupannya satu sama lain yang nantinya bis aberujung pada depresi.

3. Masalah Kelainan Mental
Sebenarnya depresi akibat jejaring sosial adalah masalah kesehatan mental yang serius. Namun sayangnya hingga saat ini depresi yang disebabkan oleh jejaring sosial belum diakui sebagai masalah atau kelainan mental. Meski depresi akibat jejaring sosial belum diakui dan dicatat sebagai salah satu masalah kelainan mental, namun depresi ini sangat nyata dan bisa terjadi pada siapa saja, terutama generasi muda saat ini yang sangat akrab dengan penggunaan jejaring sosial. 

4. Lebih Berbahaya Pada Remaja
Penelitian mengungkap bahwa dampak jejaring sosial dan internet berbeda-beda pada priawanita, orang dewasa, remaja, dan anak-anak. Hal ini tentunya juga dipengaruhi oleh kecenderungan seseorang untuk mengalami depresi, sehingga bisa jadi sangat bervariasi padasetiap orang. Namun penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja lebih mudah terserang depresi akibat jejaring sosial dan internet dibandingkan dengan wanita dewasa dan pria. Sementara wanita lebih mudah terkena depresi ini dibandingkan pria. Meski begitu, tidak dijelaskan apa yang membuat golongan usia tertentu seperti remaja lebih berisiko terkena depresi dibandingkan dengan orang dewasa.

5.Bergantung Penggunaan
Depresi yang disebabkan oleh jejaring sosial dipengaruhi oleh penggunaan jejaring sosial itu sendiri. Cara seseorang memperlakukan jejaring sosial sebagai bagian dari hidupnya mempengaruhi apakah dia akan mudah mengalami depresi yang disebabkan oleh jejaring sosial. Misalkan jika Anda menggunakan jejaring sosial hanya untuk berkomunikasi dengan teman, atau untuk memantau kehidupan seseorang, atau untuk bersenang-senang saja. Semakin serius seseorang memperlakukan jejaring sosial, maka semakin serius juga dampaknya terhadap emosi orang tersebut. Menganggap jejaring sosial sebagai hal yang terlalu penting
bisa membuat seseorang rentan terkena depresi akibat jejaring sosial.


6. Depresi Disebabkan Kepura-Puraan
Alasan lain mengapa jejaring sosial bisa menyebabkan depresi adalah karena banyak orang yang hanya pura-pura bahagia ketika menciptakan identitas dan citra diri mereka di dunia maya. Sangat jarang orang yang benar-benar menunjukkan hidup mereka apa adanya di jejaring sosial. Hal semacam ini juga bisa menyebabkan depresi terhadap orang lain karena menganggap kehidupannya tak sebaik Anda. Tanpa sadar, kepura-puraan yang ada di jejaring sosial menyebabkan banyak orang menjadi depresi karena saling membandingkan kehidupan satu sama lain.

7. Jangan Bandingkan Diri Dengan Orang Lain
Salah satu hal yang disarankan oleh para ahli adalah penggunaan jejaring sosial secara wajar. Jangan menjadikan jejaring sosial sebagai hidup Anda, karena kehidupan Anda sesungguhnya bukan di dunia maya dan tidak tercermin dari apa yang Anda perlihatkan di jejaring sosial.
Selain itu, para ahli juga menyarankan untuk tidak membanding-bandingkan diri dengan orang lain karena inilah pemicu depresi yang paling besar.Komunikasi secara langsung lebih penting daripada hanya mengandalkan jejaring sosial. Jangan jadikan komunikasi lewat jejaring sosial sebagai kebutuhan pribadi Anda.
Bagi para pengguna jejaring sosial, depresi akibat jejaring sosial tampaknya hal yang remeh. Namun Anda tak pernah tahu kapan depresi tersebut bisa benar-benar mempengaruhi kesehatan mental dan bahkan memicu banyak orang untuk melakukan tindakan fatal hanya karena dampak dari jejaring social.

2.3.4 Tiga Gangguan Psikologis Akibat Penggunaan Media Sosial
Media sosial tak ubahnya buku harian bagi seseorang. Seruan kegembiraan, keluhan, hingga kegalauan bermuara di sana. Antara pencitraan atau kejujuran, tidak ada yang tahu, kecuali sang pengguna sendiri. Apakah Anda juga begitu menggandrungi media sosial?
Selain merasa lebih lega, bermain media sosial memang dapat memperbaiki silaturahim dengan teman lama dan mendatangkan teman baru. Namun, manfaat positif ini bisa tergantikan dengan efek negatif akibat penggunaan yang berlebihan.
Ya, ada dua sisi yang harus disikapi dengan bijak. Ketidakmampuan mengontrol diri bisa saja mengakibatkan Anda mengalami gangguan psikologis akibat teknologi. Dari sekian banyak, kenalilah 3 (tiga) jenis gangguan berikut ini agar Anda dapat lebih waspada dan bersikap lebih bijak, yaitu sebagai berikut :
1. Social (Media) Anxiety Disorder
Pernahkah ketika Anda asyik mengobrol dengan beberapa teman, masih bisa sigap memperhatikan nyala atau bunyi notifikasi dari ponsel? Perhatian bisa seketika teralihkan karena seseorang telah mengomentari status Facebook terbaru atau "menyambar" tweet Anda. Apabila perilaku-perilaku seperti itu melekat dalam diri, bisa jadi Anda berpotensi untuk mengidap social (media) anxiety disorder (SAD). Gangguan ini dapat dipahami sebagai ketakutan atau kecemasan dalam berkomunikasi di media sosial.
Seseorang merasa takut atas penghakiman buruk dari kerabat yang berada di jejaring sosial. Kecemasan terlihat ketika seseorang takut dicap sebagai orang yang sombong ketika memberikan respons yang lambat. Bahkan.seseorang bisa merasa tertekan jika kerabat dekatnya meng-unfollow atau mem-block akunnya tiba-tiba. SAD juga bisa berpeluang untuk masuk dalam kategori penyakit klinis.
2. OCD dan "social phobia"
Penggunaan teknologi memicu hadirnya kedua gangguan ini. Salah satu gejala seseorang mengalami obsessive-compulsive disorder (OCD). ia tidak dapat meninggalkan ponselnya sedetik pun ketika sedang menjalani aktivitas lain. Sementara itu, social phobia menunjukkan gejala adanya rasa sakit hati ketika seseorang mendapat komentar atau balasan pesan negatif dari orang lain di dunia maya. Hal ini tidak menutup kemungkinan dapat memberikan pengaruh buruk dalam interaksi sosial di dunia nyata.
3. FOMO, Fear of missing out (FOMO)

FOMO dimaknai sebagai perasaan tidak nyaman karena ada sesuatu yang terlewatkan mengenai aktivitas orang lain. Hal ini mengakibatkan seseorang cenderung untuk terus mencari tahu apa yang dialami orang lain, apalagi pengalaman tersebut belum pernah dirasakan sendiri.



Kini, seseorang mudah tergoda untuk selalu mengakses jejaring sosial dan memantau akun lain secara konstan. Kehidupan orang lain seolah-olah terlihat lebih indah dan menarik, sayang jika terlewatkan. Gejala-gejala sepele yang kerap terlihat, sejumlah orang tanpa sadar 'mewajibkan' diri memantau lini masa sebelumd an sesudah tidur meski hanya sekadar menyimak perbincangan antar akun.
III. KESIMPULAN
           Dari uraian yang dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, akhirnya bisa disimpulkan dan diambil secara garis besar tentang pengaruh media sosial terhadap perilaku budaya yang berkembang selama ini. Kesimpulan ini hanyalah sebuah pemikiran saja yang mudah-mudahan bisa memberikan konstribusi dalam rangka melakukan filterisasi atau penyaringan bagi masyarakat pengguna media sosial. Berikut kesimpulan pengaruh media sosial terhadap perilaku budaya yaitu :
v  Media sosial adalah sebuah sarana komunikasi berteknologi yang bisa melakukan interaksi antar pengguna media sosial tersebut, yang tidak dibatasi oleh jarak, ruang dan waktu. Terciptanya media sosial ini yaitu karena perkembangan teknologi yang semakin pesat.
v  Dilihat dari sisi manfaat dan mudaratnya, keberadaan media sosial sebenarnya sangatlah bermanfaat sekali sebagai sarana komunikasi, karena media sosial ini bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan atau memperkenalkan usaha atau bisnis kita atau bisa menyampaikan pemikiran-pemikiran dan ide-ide sesorang yang kemudia bisa dibaca oleh orang lain dalam rangka menambah wawasan dan menambah khasanah keilmuan.
v  Sisi negative dari media sosial tentunya pasti ada, pengguna bisa dengan mudah sekali terpengaruh, karena di media sosial semua informasi yang masuk baik informasi positif dan negative bisa di akses semuanya oleh pengguna. Oleh karena itu kepada pengguna untuk bisa lebih memfilter atau menyaring semua informasi yang masuk  dilihat di media sosial, dan tidak menerima secara mentah-mentah semua informasi yang masuk. Hal ini perlu pengawalan yang khusus dari para orang tua jika pengguna media sosial tersebut masih dibawah umur, anak-anak, dan belum dewasa.
v  Disarankan kepada pemerintah, khususnya kepada Kementrian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia untuk bisa menjaga dan memonitor terhadap perkembangan media sosial di  Indonesia dan menutup media sosial- media sosial yang memunculkan berita atau gambar yang negative dan wajib untuk di blokir.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Adian Saputra, 2012. Kekuatan Media Sosial. Lampung : FMIPA UNILA
Feni, Dede. Gangguan Psikologis Akibat Media Sosial. 5 Januari 2015
Jose – advent. Inilah bahaya akibat kecanduan media sosail. 10 September 2014
http://techno.okezone.com/read/2014/09/09/56/1036579/inilah-bahaya-akibat-kecanduan-sosial-media
Nicholas A. Christakis, M.D., Ph.D., James H. Fowler, Ph.D., 2010. Dahsyatnya Kekuatan Jejaring Sosial Mengubah Hidup Kita. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Peter Burke, 2008. Sejarah Media Sosial. Jakarta : Yayasan Obor
Senciel Melawan Dunia. Media sosial .  30 September, 2013

Next
Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.

0 komentar Blogger 0 Facebook

 
RUKUN TETANGGA 009 © 2017. All Rights Reserved. Share on JASA PEMBUATAN WEBSITE. Powered by BE IT SOLUTION
Top